TNews, BIAK – BPJS Kesehatan terus mendorong seluruh peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk melakukan skrining riwayat kesehatan. Kepala BPJS Kesehatan Cabang Biak Numfor, Indra Bayu menyatakan program ini merupakan langkah awal yang penting untuk mendeteksi potensi risiko penyakit kronis sebelum menjadi lebih serius.
“Skrining Riwayat Kesehatan merupakan langkah preventif yang dirancang untuk mengetahui risiko kesehatan sedini mungkin, sehingga bisa segera mengambil tindakan pencegahan. Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas,” ujar Bayu saat di temui, Senin (06/01).
Menurut Bayu, skrining ini dilakukan secara rutin setiap tahun dan bertujuan untuk memantau kondisi kesehatan peserta JKN, khususnya dalam mendeteksi 14 penyakit seperti Diabetes Mellitus, Hipertensi, Stroke, Ischemic Heart Disease, Kanker Payudara, Kanker Serviks, Kanker Paru, Kanker Kolorektal, Thallasemia, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), Anemia, Tuberkulosis, Hepatitis B dan Hepatitis C.
“Penyakit-penyakit tersebut dapat memberikan dampak serius terhadap kualitas hidup jika tidak diantisipasi sejak dini. Dengan skrining ini, peserta JKN bisa mendapatkan gambaran jelas tentang kondisi kesehatannya, dan dapat segera melakukan penyesuaian dalam gaya hidup atau menjalani pengobatan yang diperlukan,” tambahnya.
Peserta JKN dapat melakukan skrining yang disediakan melalui beberapa media, seperti Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), Aplikasi Mobile JKN, situs resmi BPJS Kesehatan, Pelayanan Administrasi Whatsapp (Pandawa), serta Portal Quick Response BPJS Kesehatan di Fasilitas Kesehatan (POROS). Peserta JKN bisa dengan mudah melakukan skrining secara mandiri, hanya dengan mengisi data kesehatan dasar yang diminta.
“Setelah skrining selesai, hasilnya akan langsung ditampilkan, memberikan gambaran awal tentang status kesehatan peserta JKN, yang apabila hasilnya tidak berisiko penyakit, peserta JKN hanya disarankan untuk menjaga pola hidup sehat, sedangkan jika berisiko penyakit maka perlu pemeriksaan lebih lanjut di FKTP agar bisa dilakukan evaluasi lebih mendalam,” jelas Bayu.
Peserta JKN yang berisiko penyakit juga akan direkomendasikan untuk mengikuti Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) atau Program Rujuk Balik (PRB) yang dirancang khusus untuk membantu pengelolaan penyakit kronis secara terintegrasi.
“Melalui Prolanis, peserta JKN dapat mengikuti program perawatan yang intensif dan terstruktur, salah satunya mendapatkan obat rutin prolanis sesuai resep atau anjuran dokter agar menjaga kondisi kesehatan mereka tetap stabil,” tambah Bayu.
Dalam kesempatan yang sama, salah satu peserta JKN, Selfiana (23) mengungkapkan bahwa Skrining Riwayat Kesehatan sangat membantu dirinya memahami kondisi kesehatannya secara pribadi. Menurut Selfiana, proses skrining yang mudah dan cepat sangat memudahkan dirinya untuk lebih proaktif dalam menjaga kesehatan.
“Tadi saya menggunakan web BPJS Kesehatan, saya cukup mengisi beberapa data, ceklis jawaban-jawaban berdasarkan identifikasi data kesehatan saya, lalu hasilnya langsung keluar. Dari sana saya tahu kondisi kesehatan saya dan apa yang perlu saya perhatikan,” kata Selfiana.
Menurutnya, program skrining ini menjadi sarana yang sangat bermanfaat, terutama bagi mereka yang belum memahami pentingnya deteksi dini penyakit, khususnya penyakit kronis.
Selfiana menambahkan, awalnya ia tidak terlalu menyadari pentingnya skrining kesehatan. Namun setelah mengikuti arahan dari petugas BPJS Kesehatan Cabang Biak Numfor, ia menyadari bahwa proses ini bisa menyelamatkan nyawa dengan mencegah kondisi serius.
“Mencegah jauh lebih baik daripada mengobati. Dengan skrining, kita bisa lebih siap menjaga kesehatan sebelum masalah serius muncul, saya mengajak seluruh masyrakat untuk mendeteksi lebih dini penyakit kita” ujarnya.
Program Skrining Riwayat Kesehatan BPJS Kesehatan juga menjadi bentuk upaya edukasi dan pengingat kepada masyarakat akan pentingnya menjalani gaya hidup sehat. Selain itu, program ini bertujuan agar peserta JKN tidak hanya bergantung pada pengobatan, tetapi juga lebih sadar dalam menjaga kesehatan mereka sejak dini.
Reporter : RLS